Tuesday, January 14, 2014

Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kakao (Theobroma cacao)

     Lahan perkebunan di Indonesia umumnya sudah diusahakan dengan tanaman budidaya dalam beberapa periode. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian/perkebunan dapat meningkatkanderajat keasaman (menurunkan pH tanam) tidak terkecuali pada areal perkebunan kakao. Tanaman kakao sendiri tergolong sangat peka terhadap kondisi keasaman tanah.
    Salah satu upaya untuk meningkatkanpH tanah adalah dengan pengapuran. Cara ini biasa dilakukan pada lahan-lahan yang memiliki pH rendah di areal yang baru dibuka ataupun peremajaan (replanting). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh UTB Sihotang dan M Tampubolon (Buletin Pusat Penelitian Perkebunan Tanjung Morawa, Vol. 1 No. 3 1990) menunjukkan bahwa pengapuran memberikan pengaruh positif terhadap ketersedian beberapa unsur hara penting di dalam tanah.

Pemanfaatan Limbah Biomassa Cangkang Kakao Sebagai Sumber Energi Terbarukan

        Perkembangan ekonomi Indonesia di era globalisasi saat ini menyebabkan peningkatan konsumsi energi di semua sector ekonomi. Diperkirakan kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 674 juta SBM (setara barel minyak) tahun 2002 menjadi 1680 juta SBM pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar 5,2%. Sedangkan cadangan energi nasional semakin menipis apabila tidak ditemukan cadangan energi baru. Sehingga perlu dilakukan berbagai terobosan untuk mencegah terjadinya krisis energi. Kenaikan akan permintaan energi juga akan menyebabkan peningkatan emisi lingkungan. Diperkirakan terjadi peningkatan emisi CO2 dari 183,1 juta ton di tahun 2002 menjadi 584,9 juta ton di tahun 2020 yang berarti terjadi kenaikan 3,2 kali lipat (KNRT, 2006).