Monday, February 20, 2012

LANDASAN DALAM PENDIDIKAN

BEBERAPA LANDASAN DALAM PENDIDIKAN
1.    Landasan Filosofis dalam Pendidikan
Dalam mempelajari pendidikan sebagai suatu teori, ada beberapa pendekatan yang dilakukan,yaitu pendekatan religius, pendekatan filosofis dan pendekatan ilmiah.
Pendekatan filsafat terhadap pendidikan adalah suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan prnsip-prinsip filsafat. Pengetahuan atau teori pendidikan yang dihasilkan dengan pendekatan filsafat ini ialah “filsafat pendidikan”. Menurut henderson: “Filsafat pendidikan adalah filsafat yang diterapkan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan”.
Seperti dipahami, tujuan pendidikan adalah bersumber dari tujuan hidup manusia demikian juga nilai menjadi pandangan hidup manusia. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, tetapi pembahsannya tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh ilmu pengetahuan lainnya, malainkan perlu perenungan yang lebih mendalam.

Dalam hubunganya dengan pendidikan, pendidikan berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelengarakan pendidikan. Pendidikan tidak dapat dipahami seluruhnya, tetapi memahami tujuan akhir, yang bersumber kepada tujuan serta pandangan hidup manusia. Filsafat akan menelaah suatu realita dengan lebih luas, sesuai dengan ciri-ciri berfikir filsafat, yaitu: radikal, sistematis dan universal. Dengan pendekatan filosofis filsafat akan mencoba menjawab tiga pertanyaan pendidikan secara menyeluruh, yaitu: 1) apakah pendidikan itu, 2) apa yang seharusnya dicapai oleh pendidikan, 3) Dengan cara-cara bagaimana cita-cita pendidikan dapat dicapai. Jawaban terhadap persoalan-persoalan tersebut di atas akan sangat tergantung atau sangat ditentukan oleh filsafat atau pandangan hidup kita. Dari deskripsi tersebut dapat dipahami bahwa filsafat sesungguhnya menjadi salah satu sarana bagi upaya-upaya pemecahan dan penemuan di bidang pendidikan.
2.    Landasan Psikologis dalam Pendidikan
Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami perubahan,karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik,anak didik dan lingkungan. Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis. Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan.
 Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara efektif. Bahkan Wens Tanlain, mengemukakan bahwa semakin umum tujuan pendidikan, maka semakin bersifat filosofis dan sosiologis. Sebaliknya semakin dekat dan semakin spesifik tujuan pendidikan,maka semakin bersifat analisa psikologis.
Di dalam praktek pendidikan, anak didik belajar dengan bimbingan. Kegiatan-kegiatan belajar tertentu yang dilakukan oleh anak didik untuk mencapai tujuan tertentu juga dengan bimbingan, tuntunan pendidik. Dengan demikian, anak didik dan pendidik mengetahui hasil kegiatan-kegiatannya itu. Dalam konteks di atas, tujuan pendidikan yang bersifat umum (filosofis sosiologis) perlu dinyatakan secara jelas spesifik. Dengan analisis psikologis tentang tingkah laku manusia dan isi tingkah laku itu, pendidik dapat menetapkan dan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. Jadi tujuan-tujuan pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisis peikologis memberi tuntunan bagi pendidik dan anak didik tentang apa yang hendak dicapai, kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, dan tentang kemajuan yang dicapai oleh anak didik.
3.    Landasan Sosiologis dalam Pendidikan
Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik. Dapatnya anak didik bergaul karena memang; baik pendidik maupun anak didik adalah merupakan makhluk sosial,yaitu makhluk yang selalu saling berintegrasi, saling tolong menolong, salin gingin maju, ingin berkumpul, ingin menyesuaikan diri, hidup dalam kebersamaan dan lain sebagainya.  Sifat sebagai makhluk sosial sudah dimiliki sejak bayi, dan tampaknya merupakan potensi yang dibawa sejaklahir. Bahwa manusia merupakan makhluk sosial karena beberapa faktor berikut:
A. Sifat ketergantungan manusia dengan manusia lainnya
B. Sifat adaptability dan intelegensi
Dengan demikian, manusia sebagai makhluk sosial, menjadikan sosiologi sebagai landasan bagi proses dan pelaksanaan pendidikan, karena memang karakteristik dasar manusia sebagai makhluk sosial akan berkembang dengan baik dan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang bernilai serta peradaban tinggi melalui pendidikan.
    Landasan Historis Pendidikan
Nilai-nilai historis yang kemudian dijadikan sebagai landasan/dasar historis (sejarah) pendidikan, memiliki makna bahwa peristiwa kemuanusiaan yang terjadi di masa lampau penuh dengan informasi-onformasi yang mengandung kejadian-kejadian, model-model, konsep-konsep, teori-teori, praktik-praktik moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya. Informasi dari sebuah peristiwa di masa lampau tersebut, mengandung nilai muatan pendidikan yang dapat dicontoh dan dapat ditiru oleh genarasi masa kini dan masa yang akan datang.
    Landasan Kultural
Nilai budaya yang kemudian dijadikan sebagai landasan /dasar kultural pendidikan, mengandung pengertian bahwa pendidikan itu selalu mengacu dan dipengaruhi oleh perkembangan budaya manusia sepanjang hidupnya. Budaya masa lalu berbeda dengan budaya masa kini, dan berbeda pula dengan budaya masa depan.
Ini berarti bahwa kebudayaan merupakan salah satu pijakan di dalam pendidikan yang berpengaruh terhadap proses pendidikan yang berlangsung. Sebaliknya pendidikan itu sendiri akan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan baru yang menyebabkan berkembanganya kebudayaan yang ada. Dengan demikian terjadi hubungan timbal balik, di mana kebudayaan menjadi landasan pendidikan dan pendidikan mengarahkan pada berkembangnya kebudayaan yang baru.
    Landasan Hukum Pendidikan
 Nilai-nilai normatif di dalam pendidikan yang kemudian menjadi landasan/dasar hukum pendidikan adalah nilai-nilai yang tercantum dalam suatu msyarakat, bangsa dan negara. Nilai-nilai tersebut ada yang bersifat tertulis dalam sebuah konstitusi yang mengatur tentang pendidikan, seperti yang tersirat dalam UUD 1945, UU SISDIKNAS, Peraturan pemerintah, maupun yang bersifat konvensional tidak tertulis namun menjadi patokan norma di dalam kehidupan masyarakat, seperti adat istiadat, tradisi, fatwa-fatwa tokoh masyarakat dan lain sebagainya.



No comments:

Post a Comment