Wednesday, November 30, 2011

PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT BUGIS WAJO

PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT BUGIS WAJO DALAM MEMELIHARA KELANGSUNGAN HIDUP
1.    Pengetahuan lokal dalam memilih jodoh
Bagi  sebahagian masyarakat Wajo  terutama yang memiliki komitmen tradisional, dalam memilih jodoh masih ada yang memperhitungkan hal-hal seperti urutan kelahiran anak dan tanda-tanda yang melekat pada fisik (appesessikeng) wanita.  Hal tersebut dilakukan demi mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan hidup dalam berumah tangga.  Adapun pengetahuan lokal dalam memilih jodoh tersebut akan disajikan sebagai berikut:
a)    Urutan kelahiran.  Terdapat tiga versi mengenai urutan kelahiran yaitu versi H.  Daru dan H.  Faridah, dan Pabbiritta, tetapi keduanya memiliki kesamaan yaitu bilangan empat (bilang eppa).
Menurut H.  Daru, setiap urutan kelahiran manusia mengandung makna simbolik.  Makna simbolik dimaksud dikaitkan dengan unsur alam yakni api, angin, air dan tanah.  Simbol alam ini kemudian dikaitkan dengan urutan kelahiran anak.  Adapun makna urutan dimaksud sebagai berikut :
1)    Anak pertama = api
2)    Anak kedua = angin
3)    Anak ketiga = air
4)    Anak keempat = tanah

Urutan kelahiran versi H.  Daru ini mengambil analogi shalat.  Ketika berdiri tegak itu dianggap sama dengan api, ruku’ sama dengan angin, sujud sama dengan air yaitu selalu mencari tempat rendah, dan duduk sama dengan tanah.  Untuk mengetahui jodoh mana yang cocok maka ditelusuri urutan kelahirannya.  Misalnya :
a)    Jika anak pertama kawin dengan anak pertama (api + api), bakalan rezeki melimpah, karena api ditambah api akan menyebabkan semakin berkobar.  Akan tetapi kehidupan rumah tangga senantiasa diliputi oleh suasana panas, tidak ada yang mau mengalah, sering bertengkar.
b)    Jika anak pertama kawin dengan anak kedua (api + angin), biasanya mereka itu rezekinya bagus, betapapun api berkobar.  Tetapi juga sebaliknya, angin bisa memadamkan api, artinya kadang-kadang apa yang sudah ada berangsur-angsur habis karena kedatangan sang angin.
c)    Jika anak pertama kawin dengan anak ketiga (api + air), maka rezekinya sangat susah, apa yang dilakukan pasti tidak berhasil karena analogi air selalu memadamkan api.  Akan tetapi, kehidupan rumah tangga bisa sedikit adem, karena panas yang sering dikobarkan oleh api dapat dipadamkan atau disejukkan oleh air.
d)    Jika anak pertama kawin dengan anak keempat (api + tanah), sama sekali tidak memberikan efek apa-apa.  Artinya, kehidupan keluarga begitu-begitu terus tidak ada kemajuan.  Kalau awalnya susah, maka seterusnya akan susah terus, karena tidak ada sesuatu yang dapat menghidupkannya.  Api jika bertemu dengan tanah juga bias memadamkan api.
e)    Jika anak kedua kawin dengan anak kedua (angin + angin), sama keadaannya dengan anak pertama kawin dengan anak pertama.
f)    Jika anak kedua kawin dengan anak ketiga (angin + air), bakalan keluarga itu murah rezeki, sukses dalam segala hal.  Jika air bertemu dengan angin, maka akan menyebabkan ombak dan gelombang besar, besar dan makin besar.  Keluarga yang kebetulan memiliki urutan kelahiran angin dan air akan sejahtera hidupnya sampai tua.
g)    Jika anak kedua kawin dengan anak keempat (angin + tanah), tidak memberikan efek apa-apa.  Artinya, mereka yang kebetulan dipertemukan dengan urutan kelahiran seperti ini biasanya kehidupan keluarganya susah, karena angin dengan tanah tidak menimbulkan hasil apa-apa.  Jadi biasanya apapun yang dilakukan tidak ada hasil.
h)    Jika anak ketiga kawin dengan anak ketiga (air + air), bakalan rezekinya melimpah, karena air ditambah air akan menyebabkan banjir.  Jadi apa yang sudah ada semakin bertambah hasilnya akan menjadi semakin banyak.  Kehidupan psikologis keluarga juga baik, karena sama-sama sejuk.
i)    Jika anak ketiga kawin dengan anak keempat (air + tanah), akan menyebabkan keluarga sejahtera lahir dan batin.  Jika air menyiram tanah, maka akan menyebabkan tanah menjadi subur.  Ketika keduanya belum dipertemukan, mungkin dengan kehadiran air maka tanah menjadi subur.
j)    Jika anak keempat kawin dengan anak keempat (tanah + tanah), maka keluarga ini juga bakalan akan mencapai kesejahteraan dan kesuksesan yang besar.  Analoginya, jika tanah ditambah tanah akan menyebabkan makin menggunung, demikian halnya dengan rezeki, jika ditambah-tambah terus maka makin banyak pula.
Selanjutnya, menurut versi H.  Faridah, urutan kelahiran anak dengan simbol sebagai berikut :
1)    Anak pertama = tanah
2)    Anak kedua = api
3)    Anak ketiga = air
4)    Anak keempat = angin.

No comments:

Post a Comment