Laut es
Kutub Utara sejak dua puluh tahun yang lalu, tahun 1988 mempunyai ketebalan
rata-rata lebih dari 3 meter, dengan 50 persen dari esnya sangat keras dan
berusia lebih dari jutaan tahun yang lalu.
Tetapi
pada bulan September 2007, Pusat Data Salju dan Es AS (NSIDC) menunjukkan
bahwa luas lapisan es di Kutub Utara berada pada titik terendah sepanjang
sejarah, lapisan es yang mencair lebih dari 40 persen rata-rata, sementara
temperatur di daerah es abadi Alaska dan di sebagian daerah Kanada naik
lebih dari 2° C dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya. Jika tren ini
terus berlanjut maka tanah es abadi di Kutub Utara diramalkan akan
kehilangan esnya antara tahun 2008 sampai 2012.
Pencairan yang
cepat pada
musim panas 2007 telah
membuat Kutub Utara menjadi sebuah pulau yang terpisah dengan daratan.
Padahal, wilayah tersebut dikenal
sebagai daratan es yang senantiasa menghubungkan Eropa dan Asia sejak
pengamatan dilakukan pada tahun 1978.
Kedua celah
barat laut Kanada dan celah timur laut Rusia telah mencair. Sekarang kapal
laut dapat melakukan perjalanan keliling di lapisan es Kutub Utara untuk
yang pertama kalinya.
Awal
bulan September 2008, es di Kutub Utara kembali berada pada titik terendah
kedua sepanjang sejarah. Sekitar 70 persen dari esnya berupa lapisan es yang
baru terbentuk pada musim dingin tahun sebelumnya dan tebalnya hanya 1
meter. Data satelit terakhir menunjukkan bahwa saat ini permukaan es telah
menurun menjadi 5,26 juta kilometer persegi. Laju pencairan yang terjadi
saat ini sungguh terlalu cepat.
Selain
itu, menurut Laporan Pusat Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and
Atmospheric Administration), bulan Januari 2008 tercatat sebagai bulan
Januari paling bersalju di Asia. Namun, pada bulan Maret 2008 tercatat
sebagai bulan terpanas dalam sejarah dunia, suhunya mencapai 1,8 derajat
lebih tinggi dari suhu rata-rata sepanjang abad ke-20. Salju yang terbentuk
pada musim dingin tahun lalu segera terkikis secara mencegangkan.
Semenanjung Antartika juga menghadapi kenaikan suhu paling tinggi
dibandingkan kawasan lain di Kutub Selatan. Dalam 50 tahun terakhir, suhu
rata-rata di kawasan tersebut naik 2,5° C. Sebagai dampaknya, tujuh beting
es di kawasan tersebut pecah selama 20 tahun terakhir. Selain itu, ada
beberapa benting es yang pecah pada tahun 2008 ini, dan jumlah pecahannya
itu selalu memecahkan rekor dari tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang dua tahun
terakhir, wilayah Arktik di Kutub Utara kehilangan lapisan es seluas dua
kali wilayah Prancis atau sepuluh kali luas Pulau Jawa.
Beting es Wilkins Hancur
Pada tanggal 28
April 2009, Agen Luar Angkasa Eropa (EPA) telah mengumumkan bahwa beting es
yang besar ini telah terpisah dari Peninsula Arktik dan sekarang mulai pecah
sendiri. Dengan jembatan yang menghubungkan Beting Es Wilkins dengan
Peninsula yang telah hancur pada 5 April lalu, para peneliti mengatakan
bahwa kejadian ini menunjukkan bencana kutub
paling parah dalam 2 dekade. David Vaughan dari Survei Antartik Inggris mengatakan, “Ada perubahan besar dari hasil pemanasan atmosfer di daerah Peninsula Antartika yang telah menjadi yang paling cepat di Belahan Bumi Selatan.”
paling parah dalam 2 dekade. David Vaughan dari Survei Antartik Inggris mengatakan, “Ada perubahan besar dari hasil pemanasan atmosfer di daerah Peninsula Antartika yang telah menjadi yang paling cepat di Belahan Bumi Selatan.”
http://www.france24.com/en/20090428-icebergs-break-away-antarctic-iceshelf
Beting Es Wordie di Antartika
Menghilang
Pada tanggal 2 April 2009, Beting Es
Wordie menghilang. Dengan menyebut perubahan iklim sebagai penyebabnya,
Survei Geologis AS dan Survei Antartika Inggris telah melaporkan bahwa
Beting Es Wordie, yang hancur pada tahun 1960-an sekarang hilang bersama
dengan bagian utara dari Beting Es Larsen. Agen Luar Angkasa Eropa juga
mengumumkan bahwa jembatan es yang hubungkan Beting Es Wilkin dengan daratan
juga hampir terpisah.
Ahli geologi Masyarakat Geologi AS, Jane
Ferrigno yang mempimpin penelitian tentang Beting Wordie dan Larsen
menyatakan, “Antartika sangat khusus karena di sana menyimpan sekitar 91
persen dari jumlah es di Bumi, dan perubahan di manapun dalam lapisan es itu
mempunyai bahaya yang berarti bagi masyarakat.
No comments:
Post a Comment