Saturday, September 28, 2013

Morfologi Daun Tanaman Kakao


Daun atau Folium tanaman kakao merupakan daun tunggal (Folium Simplex) yaitu pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja dengan bentuk tangkai daunnya (Petiolus) atau bulat telur. 



Daun merupakan salah satu morfologi tanaman kakao yang terpenting selain batang dan cabang, akar, bunga, buah dan biji. Menyambung posting sebelumnya mengenai morfologi tanaman kakao, berikut informasi mengenai detail morfologi daun tanaman kakao.
  • Bangun daunnya memanjang (Oblongus) dan pada ujung (Apex Folii) serta pangkal daunnya(Basis Folii) berbentuk Runcing (Acutus) yaitu ke dua tepi daunnya di kanan dan di kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk sudut lancip. 
  • Tepi daunnya (Margo Folii) berbentuk rata (Integer) dengan panjang daunnya adalah sekitar 10-48 cm dan  lebar 4-20 cm. Susunan tulang daunnya (Nervatio) adalah bertulang menyirip(Penninervis) yaiutu hanya mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Warna daunnya adalah hijau.
  • Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat Dimorfisme. Pada tunasOrtotrop, tangkai daunnya panjang 7,5-10 cm sedangkan pada tunas Plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya.
  • Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian (Articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daun. Dengan persendian ini dilaporkan daun mampu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulat memanjang (Oblongus), ujung daun meruncing (Acuminatus), dan pangkal daun runcing(Acutus)
  • Susunan tulang daun menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen. Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm dengan permukaan daun licin dan mengilap.
  • Pertumbuhan daun pada cabang Plagiotrop berlangsung serempak tetapi berkala. Masa tumbuhnya tunas-tunas baru itu dinamakan pertunasan atau flushing. Pada saat itu setiap tunas membentuk 3-6 lembar daun baru sekaligus. Setelah masa tunas tersebut selesai, kuncup-kuncup daun itu kembali dorman (istirahat) selama periode tertentu. Kuncup-kuncup akan bertunas lagi oleh rangsangan faktor lingkungan.
  • Ujung kuncup daun yang dorman tertutup oleh sisik (Scales). Jika kelak bertunas lagi sisik tersebut rontok meninggalkan bekas (Scars) atau lampang yang berdekatan satu sama lain dan disebut dengan cincin lampang (Ring scars). Dengan menghitung banyaknya cincin lampang pada suatu cabang, dapat diketahui jumlah pertunasan yang telah terjadi pada cabang yang bersangkutan. Intensitas cahaya memengaruhi ketebalan daun serta kandungan klorofil. Daun yang berada di bawah naungan berukuran lebih lebar dan warnanya lebih hijau daripada daun yang mendapat cahaya penuh.

No comments:

Post a Comment