Tuesday, January 14, 2014

Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kakao (Theobroma cacao)

     Lahan perkebunan di Indonesia umumnya sudah diusahakan dengan tanaman budidaya dalam beberapa periode. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian/perkebunan dapat meningkatkanderajat keasaman (menurunkan pH tanam) tidak terkecuali pada areal perkebunan kakao. Tanaman kakao sendiri tergolong sangat peka terhadap kondisi keasaman tanah.
    Salah satu upaya untuk meningkatkanpH tanah adalah dengan pengapuran. Cara ini biasa dilakukan pada lahan-lahan yang memiliki pH rendah di areal yang baru dibuka ataupun peremajaan (replanting). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh UTB Sihotang dan M Tampubolon (Buletin Pusat Penelitian Perkebunan Tanjung Morawa, Vol. 1 No. 3 1990) menunjukkan bahwa pengapuran memberikan pengaruh positif terhadap ketersedian beberapa unsur hara penting di dalam tanah.
    Produktivitas kakao dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: kesuburan tanah, tekstur dan kedalaman tanah, curah hujan, bahan tanam, jarak tanam, umur tanaman, pemeliharaan dan teknis agronomis lainnya. Oleh sebab itu, pH tanah dapat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman karena berkaitan dengan kesuburan tanah. Pengapuran dalam periode 3 tahun dapat meningkatkan pH tanah 0,5 – 1,5 unit dengan rata-rata 1,1 unit. Oleh sebab itu, pengapuran dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan pH tanah pada lahan-lahan perkebunan. Pengapuran ternyata juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur P. Walaupun demikian, pengapuran harus tetap diikuti dengan pemupukan karena jika tidak dikhawatirkan dapat menurunkan kandungan P total, dalam hal ini pemupukan berguna untuk mengimbangi peningkatan kelarutan hara dalam tanah.
    Pengapuran juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), namun perlu dipahami bahwa peningkatan KTK tersebut tidak bersifat permanen atau dengan kata lain hanya temporer karena untuk meningkatkan KTK tanah diperlukan upaya merubah jenis mineral liat atau penambahan bahan organik. Masalahnya keduanya adalah faktor alami dan selama ini tidak pernah diterapkan dalam dunia perkebuan. Peningkatan KTK disebabkan unsur-unsur basa yang dapat dipertukarkan semakin meningkat, namun setelah batas waktu tertentu dimana kation-kation tersebut telah habis diserap tanaman atau hilang tercuci, maka KTK tanah akan menurun kembali.
    Dapat dikatakan, dampak langsung dari pengapuran yang dikombinasikan denganpemupukan adalah mengkatnya pH dan KTK tanah. Adapun dampak tidak langsungnya adalah dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Akan tetapi, hasil pengamatan menunjukkan pengapuran tidak berkolerasi positif terhadap pertumbuhan tanaman dalam hal ini perkembangan lilit batang tanaman. Pemberian kapur cukup dilakukan setahun sekali selama tiga tahun berturut-turut dan terbukti dapat meningkatkan pH tanah. Walaupun demikian, pengapuran tidak menjamin stabilnya tingkat kesuburan tanah sehingga pengapuran tetap harus dikombinasikan dengan pemupukan sesuai rekomendasi. 

No comments:

Post a Comment