Sulawesi Barat merupakan salah satu penghasil kakao utama di Sulawesi, dengan kontribusi sekitar 22%. Luas pertanaman kakao di Sulawesi Barat adalah 180.835 ha. Bahan tanam (klon) memegang peranan penting yang menentukan produktivitas maupun mutu biji kakao. BPTP Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao dan Aciar melakukan uji adaptasi beberapa calon klon unggul dan klon unggul lokal di Kabupaten Polewali
Mandar yang diharapkan dapat beradaptasi baik di Sulawesi Barat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diporoleh beberapa klon yang potensial dikembangkan di Sulawesi Barat yaitu Klon KW 617, Klon 516, dan M01.
1. Klon KW 617
Karakteristik mutu biji:
- Bobot biji kering = ≥ 1 gram
- Kadar lemak = ≥ 50 %
- Rata-rata produksi = ± 2,2 kg/pohon/tahun
Ketahanan terhadap hama penyakit:
- Penyakit busuk buah = Agak tahan
- Penyakit VSD = Agak rentan
- Hama penggerek buah kakao = Agak rentan
2. Klon KW 516
Karakteristik mutu biji:
- Bobot biji kering = ≥ 50 gram
- Kadar lemak = ≥ 50 %
- Rata-rata produksi = ± 2 kg/pohon/tahun
Ketahanan terhadap hama penyakit:
- Penyakit busuk buah = Agak tahan
- Penyakit VSD = Agak rentan
- Hama penggerek buah kakao = Agak rentan
3. Klon M01
Karakteristik mutu biji:
- Bobot biji kering = ≥ 1 gram
- Kadar lemak = ≥ 50 %
- Rata-rata produksi = ± 1,2 kg/pohon/tahun
Ketahanan terhadap hama penyakit:
- Penyakit busuk buah = Agak tahan
- Penyakit VSD = Agak rentan
- Hama penggerak buah kakao = Agak rentan
Sumber Leaflet LPTP Sulbar
No comments:
Post a Comment