Wednesday, July 4, 2012

Jepang Incar Revolusi Energi Bersih Setelah Bencana Fukushima

Tokyo (AFP/ANTARA) – Bahkan ketika Jepang mulai mengoperasikan reaktor nuklirnya, Tokyo telah meluncurkan sebuah skema yang diharapkan akan memicu revolusi energi hijau dan menjadikan negaranya sebagai negara pelopor energi yang dapat dibaharui.



Aturan baru utilitas mewajibkan untuk membeli seluruh listrik yang dihasilkan dari sumber yang terbarui, termasuk tenaga matahari, angin, dan tenaga panas bumi, di atas harga pasar selama dua dekade mendatang, dalam upaya untuk mendorong investasi energi "hijau".

Para advokat mengatakan bahwa serbuan dari para pemasok energi untuk memanfaatkan skema tersebut, dapat menggandakan permintaan untuk sel surya pada tahun ini, memacu skala ekonomis bagi para produsen panel dan akhirnya menurunkan biaya energi terbarui.

Rencana itu muncul saat Jepang memperdebatkan kebijakan energi masa depan, dan bertujuan memaksa perubahan dalam cara perusahaan-perusahaan utilitas Jepang beroperasi.

Karena tsunami memicu kebocoran di pembangkit nuklir Fukushima pada Maret tahun lalu, terjadi penghentian operasi seluruh reaktor nuklir di Jepang.

Penghentian itu memaksa Tokyo beralih menggunakan bahan bakar fosil yang mahal untuk menggantikan sepertiga produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga atom.

Para pengamat mengatakan bahwa meskipun terdapat kekhawatiran publik, nuklir memegang peranan penting untuk masa depan, namun karena miskin sumber daya maka Jepang harus menyeimbangkan dengan campuran energi dan menggunakan energi terbaharui yang lebih besar.

Penerapan tarif tersebut memicu kenaikan permintaan sel surya sebesar 85 persen di Jepang pada tahun ini saja, menurut Nomura Securities, dan "memicu peluncuran skala besar dari pemasok sel tenaga matahari yang besar di Jepang." (ai/pt)

No comments:

Post a Comment