Monday, July 30, 2012

Jepang Kepincut dengan Batik Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Masyarakat dan pebisnis Jepang sangat meminati berbagai jenis batik, pusaka Indonesia. Japan Fashion Week International Fashion Fair (JFWIFF) 18-20 Juli 2012, di Jepang, menjadi indikator peningkatan minat mereka itu.

"Selama penyelenggaraan JFWIFF 2012, para eksibitor nasional memperoleh hasil yang sangat baik," kata Atase Perdagangan Tokyo, Djatmiko Witjaksono, Senin (30/7).
Dia menjelaskan, konsep yang diusung paviliun Indonesia pada JFWIFF 2012 adalah Diversity of Batik and Woven Cloth of Indonesia from Traditional to Contemporer yang menampilkan berbagai keragaman dan kreativitas para desainer nasional.
Ia juga menuturkan, beberapa eksibitor yang berhasil mendapatkan kerja sama bisnis dalam pameran Jepang tersebut antara lain Lenan Pearl of Silk, Jeanny Ang Couture, Galery Batik Jawa, Leginayba dan Borneo Chic.
Sedangkan yang mendapatkan pembeli ritel di pameran tersebut antara lain Thomas Sigar, Dayang Collection, Grage Collection, Sosro Kusumo Batik, Gading Haumara, dan Mo En Da.
"Di samping hasil tersebut, para eksibitor juga mendapat peluang memasarkan produk fesyennya di pasar ekspor selain Jepang karena tidak sedikit buyer melakukan kerja sama bisnis memiliki skala usaha hingga mancanegara," katanya.
Ia mengemukakan, beberapa pebisnis Jepang yang hadir selain dari Tokyo namun juga Hyogo, Osaka, Fukuoka, Kyoto, Nagoya dan Hokkaido. Menurut dia, selain pengunjung bisnis, paviliun Indonesia juga cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat Jepang pencinta Indonesia baik dari kalangan akademisi, profesional, dan pengusaha.
"Kehadiran Indonesia pada JFW-IFF 2012 mencerminkan antusiasme para pemangku kepentingan dunia fesyen nasional baik para desainer, perajin dan instansi pembina terkait," katanya.
Hal itu terlihat dari luas paviliun Indonesia tahun 2012 ini yang mencapai 19 booth, sementara tahun 2011 hanya berjumlah delapan booth. Dari jumlah peserta, eksibitor Indonesia yang berpartisipasi juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu dari 13 menjadi 30 peserta.
Paviliun Indonesia itu hasil kerja sama kantor Atase Perdagangan KBRI di Tokyo, ITPC (Pusat Promosi Perdagangan Indonesia) Osaka, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan dan Ditjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian.

No comments:

Post a Comment