Di Indonesia
terdapat berbagai jenis tanaman jarak antara lain jarak kepyar (Ricinus
communis), jarak bali (Jatropha podagrica ), jarak ulung (Jatropha
gossypifolia L.) dan jarak pagar (Jatropha curcas). Diantara
jenis tanaman jarak tersebut yang memiliki potensi sebagai sumber bahan
bakar alternatif adalah jarak pagar (Jatropha curcas) dalam bahasa
inggris disebut ”Physic Nut”.
Jarak Pagar (Jatropha curcas) seringkali salah
diidentifikasi dengan tanaman jarak kepyar (Ricinus communis) dalam
bahasa Inggris disebut ”Castor Bean”. Tanaman jarak Jatropha curcas
(Physic Nut) dan Ricinus communis (Castor Bean) ini juga sama-sama
banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia, bahkan dari kedua jenis
tanaman ini dapat diperoleh ekstrak minyak dari bijinya. Hanya saja tanaman
jarak Ricinus communis seringkali terkait dengan produksi ”ricin”
yaitu racun yang berbahaya dan banyak digunakan untuk penelitian terapi
penyakit kanker, sedangkan tanaman jarak Jatropha curcas menghasilkan
racun ”krusin” tetapi lebih banyak terkait dengan informasi ”biodiesel” atau
”biofuel”. Kedua tanaman ini berbeda baik dalam bentuk morfologi tanaman
maupun minyak yang dihasilkannya.
Jarak pagar (Jatropha curcas) telah lama dikenal
masyarakat berbagai daerah di Indonesia, yaitu sejak diperkenalkan oleh
bangsa Jepang pada tahun 1942-an, saat itu masyarakat diperintahkan untuk
melakukan penanaman jarak sebagai pagar pekarangan. Beberapa nama daerah
tanaman jarak pagar antara lain; jarak kosta, jarak budeg (Sunda); jarak
gundul, jarak pager (Jawa); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali);
lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusatenggara); kuman nema (Alor); jarak
kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); ai huwa
kamala, balacai, kadoto (Maluku).
Budidaya
Jarak
(Jatropha
curcas L).
Tanaman jarak mudah beradaptasi terhadap lingkungan
tumbuhnya, dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tetapi memiliki
drainase baik, tidak tergenang, dan pH tanah 5.0 – 6.5
Kegiatan persiapan lahan meliputi pembukaan lahan (land
clearing), pengajiran dan pembuatan lubang tanam. Lahan yang akan
ditanami dibersihkan dari semak belukar terutama disekitar calon tempat
tanam. Pengajiran dilakukan dengan menancapkan ajir (dari bambu atau batang
kayu) dengan jarak tanam disesuaikan dengan jumlah tanaman yang
direncanakan. Penanaman dengan jarak tanam 2 x 3 m (1660 pohon/ha), 2 x 2 m
(2500 pohon/ha) atau 1.5 x 2 m (3330 pohon/ha). Pada areal yang miring
sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1.5 m. Lubang
tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm.
Bahan tanaman dapat berasal dari stek cabang atau batang,
maupun benih. Jika menggunakan stek dipilih cabang atau batang yang telah
cukup berkayu. Sedangkan untuk benih dipilih dari biji yang telah cukup tua
yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam.
Pembibitan dapat dilakukan di polibag atau di bedengan.
Setiap polibag diisi media tanam berupa tanah lapisan atas (top soil) dan
dapat dicampur pupuk kandang. Setiap polibag ditanami 1 (satu) benih.
Tempat pembibitan diberi naungan / atap dengan bahan dapat berupa daun
kelapa, jerami atau paranet. Lama di pembibitan 2 – 3 bulan. Kegiatan yang
dilakukan selama pembibitan antara lain penyiraman (setiap hari 2 kali pagi
dan sore), penyiangan, dan seleksi.
Penanaman dilakukan pada awal atau selama musim penghujan
sehingga kebutuhan air bagi tanaman cukup tersedia. Bibit yang ditanam
dipilih yang sehat dan cukup kuat serta tinggi bibit sekitar 50 cm atau
lebih. Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di lapangan (tanpa
pembibitan) dengan menggunakan stek cabang atau batang.
Pemupukan dapat dilakukan sesuai tingkat kesuburan tanah
setempat. Pemberian pupuk organik disarankan untuk memperbaiki struktur
tanah.
Pemangkasan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan jumlah
cabang produktif. Pemangkasan batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian
sekitar 20 cm dari permukaan tanah untuk meningkatkan jumlah cabang.
Pemangkasan dilakukan pada bagian batang yang telah cukup berkayu (warna
coklat keabu-abuan).
Mulai berbunga setelah umur 3 – 4 bulan, sedangkan
pembentukan buah mulai pada umur 4 – 5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah
telah masak, dicirikan kulit buah berwarna kuning dan kemudian mulai
mengering. Biasanya buah masak setelah berumur 5 – 6 bulan. Tanaman jarak
pagar merupakan tanaman tahunan jika dipelihara dengan baik dapat hidup
lebih dari 20 tahun.
Cara pemanenan dengan memetik buah yang telah masak dengan
tangan atau gunting. Produktivitas tanaman jarak berkisar antara 3.5 – 4.5
kg biji / pohon / tahun. Produksi akan stabil setelah tanaman berumur lebih
dari 1 tahun. Dengan tingkat populasi tanaman antara 2500 – 3300 pohon /
ha. Jika rendemen minyak sebesar 35 % maka setiap ha lahan dapat diperoleh
2.5 – 5 ton minyak / ha / tahun.
Pemanfaatan minyak Jarak (Jatropha curcas L) sebagai
bahan balar alternatif ideal untuk mengurangi tekanan permintaan bahan bakar
minyak dan penghematan penggunaan cadangan devisa.
Jatropha curcas
L
Pengembangan Minyak Jarak Sebagai
Bahan Bakar Alternatif
Pertengahan tahun 2004, DaimlerChrysler, salah satu
perusahaan otomotif terkemuka, berhasil mengujicobakan penggunaan bahan
bakar BTL (Biomass to Liquid) pertama di dunia pada mobil Mercedes-Benz seri
C (Mercedes-Benz C 220, red.), menempuh jarak 5.900 km dalan kondisi
lingkungan yang ekstrim di India (India Daily, 19/7/2004). Bahan bakar
tersebut kemudian diberi nama dagang SunDiesel, diperoleh dari minyak jarak
dan merupakan salah satu program DaimlerChrysler dalam mengembangkan
Biodiesel.
Pengembangan minyak dari tanaman jarak melalui pendekatan
ilmiah di Indonesia, dipelopori oleh Dr. Robert Manurung dari Institut
Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1997 dengan fokus ektraksi minyak dari
tanaman jarak. Sejak tahun 2004 yang lalu, penelitian ini mendapat dukungan
dari Mitsubishi Research Institute (Miri) dan New Energy and Industrial
Technology Development Organization (NEDO) dari Jepang (Kompas, 12/5/2005).
Menghadapi krisis BBM dan kenaikan harga BBM di Indonesia,
Pemerintah mulai menggali sumber-sumber energi alternatif. Minyak jarak ini
pun mulai mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah.
Ada satu optimisme peluang pasar minyak jarak ini cukup
terbuka dengan munculnya pernyataan Direktur Utama Pertamina yang
menyebutkan bahwa Pertamina siap menampung minyak jarak dari masyarakat
untuk diproses lebih lanjut sebagai Biodiesel (www.pertamina.com,18/8/2005).
Bahkan Jepang yang terikat komitmen Protokol Kyoto bersiap-siap membeli
produk energi alternatif dari minyak jarak ini (Republika, 18/5/2005).
Daftar Pustaka:
Anonimous, 2005. Pemuliaan Mutasi Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Kementerian Negara Riset dan Teknologi - Gedung II BPP
Teknologi Lt. 6, Jl. MH Thamrin 8, Jakarta 10340.
Firdaus, I. U. 2005. Analisa Investasi Jarak (Kaliki). PT. Nawapanca Adhi
Cipta.Email : firdaus@nawapanca.com
Sopian, T. 2005. Biodiesel dari Tanaman Jarak
http://www.beritaiptek.com.
Email:tsopian@yahoo.com
No comments:
Post a Comment